VIDEO ini saya buat untuk melengkapi tugas mata kuliah Cyber Public Relations semoga blogger semua bisa menikmati, harap dimaklumin klo masih banyak kekurangan... karena masih belajar... :-)
ALL ABOUT INTERNAZIONALE AND GAMES
ALL ABOUT SOCCER, GAMES AND MANY MORE...
Minggu, 18 November 2012
Legenda treble winner 2010 INTERNAZIONALE
VIDEO ini saya buat untuk melengkapi tugas mata kuliah Cyber Public Relations semoga blogger semua bisa menikmati, harap dimaklumin klo masih banyak kekurangan... karena masih belajar... :-)
Kamis, 15 November 2012
DAFTAR GAMES TERPOPULER TAHUN 2012
DAFTAR GAMES TERPOPULER TAHUN 2012
Keasyikan bahas berita tentang INTERNAZIONALE, eh malah lupa berbagi informasi tentang game. rekan blogger sekalian, kali ini JUN akan berbagi 8 Game Terbaik 2012.
Setidaknya ada 8 game yang layak anda coba tahun 2012 ini, yaitu:
Max Payne 3
Game ini diperkirakan jauh lebih baik dari seri sebelumnya.
Grand Theft Auto V
Game Balap mobile besutan Rockstar ini permainan yang paling diantisipasi di tahun 2012
Halo 4
Trailernya memang mengagumkan di pameran game E3, Halo 4 diatur sebagai sambungan dari Halo 3. Ini adalah sebuah awal baru dalam trilogi 2012.
BioShock Infinite
Ini adalah serial ketiga dari game yang berlatar belakang menjelajahi kota yang luas di langit, lihat trailer nya, ini juga dinanti di tahun 2012.
Metal Gear Solid: Rising
Game menjanjikan petualangan dengan sentuhan Metal Gear Solid Star. Pengembangnya menjanjikan sedikit perubahan.
Hitman Absolution
Hitman Absolution akan hadir dengan cara yang menakjubkan, bahkan untuk bukan penggemar Hitman sekalipun, ini adalah salah satu game dinanti.
Cukup sekian Teman-teman Blog sekalian ulasan game yang terpopuler di tahun 2012
SELAMAT BERMAIN KAWAN....
Keasyikan bahas berita tentang INTERNAZIONALE, eh malah lupa berbagi informasi tentang game. rekan blogger sekalian, kali ini JUN akan berbagi 8 Game Terbaik 2012.
Setidaknya ada 8 game yang layak anda coba tahun 2012 ini, yaitu:
Max Payne 3
Game ini diperkirakan jauh lebih baik dari seri sebelumnya.
Grand Theft Auto V
Game Balap mobile besutan Rockstar ini permainan yang paling diantisipasi di tahun 2012
Halo 4
Trailernya memang mengagumkan di pameran game E3, Halo 4 diatur sebagai sambungan dari Halo 3. Ini adalah sebuah awal baru dalam trilogi 2012.
BioShock Infinite
Ini adalah serial ketiga dari game yang berlatar belakang menjelajahi kota yang luas di langit, lihat trailer nya, ini juga dinanti di tahun 2012.
Metal Gear Solid: Rising
Game menjanjikan petualangan dengan sentuhan Metal Gear Solid Star. Pengembangnya menjanjikan sedikit perubahan.
Hitman Absolution
Hitman Absolution akan hadir dengan cara yang menakjubkan, bahkan untuk bukan penggemar Hitman sekalipun, ini adalah salah satu game dinanti.
Cukup sekian Teman-teman Blog sekalian ulasan game yang terpopuler di tahun 2012
SELAMAT BERMAIN KAWAN....
Jumat, 09 November 2012
Full Highlights And All Goals Partizan Vs Inter 1-3 [08.11.2012]
PARTIZAN Vs INTER 1 - 3 [08.11.2012]
Rodrigo Palacio 51′[INTER]
Rodrigo Palacio 75′[INTER]
Fredy Guarin 87' [INTER]
Nemanja Tomic 90+1 [PARTIZAN]
Libas Partizan, Internazionale Ke Fase Gugur
Guarin mencetak dua assist plus mencatakan namanya di papan skor untuk menyempurnakan dua gol Palacio.
FC Internazionale akhirnya memastikan diri melaju ke babak gugur Liga Europa setelah menaklukkan tuan rumah Partizan Belgrade dinihari tadi. Dengan kemenangan ini Inter menuntaskan tanda tanya besar terkait kemenangan tipis 1-0 yang mereka raih atas lawan yang sama di Giuseppe Meazza sekaligus mengemas kemenangan kesepuluh secara beruntun.
Inter beraksi di bawah atmosfer panas suporter Partizan tanpa kehadiran beberapa pilar seperti Andrea Ranocchhia, Walter Samuel, Wesley Sneijder, Dejan Stankovic, Cristian Chivu dan Philippe Coutinho yang mengalami cedera.
Ketika pertandingan baru berjalan 14 menit, tim tamu mendapat kabar yang tidak menyenangkan karena Gaby Mudingayi mendapat masalah otot dan terpaksa ditarik keluar untuk digantikan Walter Gargano.
Babak pertama berakhir imbang tanpa gol namun Il Biscione mampu menciptakan beberapa peluang emas melalui Fredy Guarin, Marko Livaja dan Alvaro Pereira.
Pada menit ke-30 giliran kubu Partizan yang harus kehilangan pemain. Kapten Sasa Ilic harus meninggalkan lapangan dan digantikan Milos Jojic. Pergantian ini malah nyaris berbuah hasil saat Ivanov menanduk bola memanfaatkan umpan tendangan bebas namun Samir Handanovic melakukan penyelamatan sensasional.
Rodrigo Palacio memasuki lapangan di babak kedua dan menggantikan Yuto Nagatomo untuk menciptakan skema 4-1-4-1 akan tetapi peluang pertama di interval ini diraih tuan rumah.
Aleksandar Milijkovic menghancurkan jebakan off-side Inter dan melaju terus ke kotak penalti. Milijkovic lalu memilih memberikan umpan yang mengenai Juan Jesus dan gol bunuh diri nyaris tercipta.
Kegagalan Partizan mencetak gol harus dibayar mahal karena tidak lama momen tersebut berlalu Fredy Guarin menyodorkan bola untuk disempurnakan Palacio dari jarak dekat, tepatnya pada menit 51.
Tim tamu bisa bersantai pada menit 75 ketika Palacio mengemas gol kedua. Gol ini tercipta melalui skema serangan balik klasik. Lagi-lagi Guarin menjadi otak serangan setelah umpan terobosannya ke arah Palacio bisa merusak jebakan off-side tuan rumah dan sang penyerang dengan dingin menyelesaikan peluang.
Palacio nyaris menciptakan hat-trick saat menyambut umpan Antonio Cassano namun tembakannya dari jarak dekat bisa digagalkan Petrovic. Tidak lama kemudian, giliran Cassano yang memberi assist fantastis dan Guarin menggetarkan gawang untuk menyempurnakan penampilan impresifnya pada menit 87.
Jelang bubaran pertandingan, Partizan mendapat gol hiburan melalui tendangan voli Nemanja Tomic memanfaatkan umpan manja Miljkovic.
Sumber : Goal.com
Rodrigo Palacio 51′[INTER]
Rodrigo Palacio 75′[INTER]
Fredy Guarin 87' [INTER]
Nemanja Tomic 90+1 [PARTIZAN]
Libas Partizan, Internazionale Ke Fase Gugur
Guarin mencetak dua assist plus mencatakan namanya di papan skor untuk menyempurnakan dua gol Palacio.
FC Internazionale akhirnya memastikan diri melaju ke babak gugur Liga Europa setelah menaklukkan tuan rumah Partizan Belgrade dinihari tadi. Dengan kemenangan ini Inter menuntaskan tanda tanya besar terkait kemenangan tipis 1-0 yang mereka raih atas lawan yang sama di Giuseppe Meazza sekaligus mengemas kemenangan kesepuluh secara beruntun.
Inter beraksi di bawah atmosfer panas suporter Partizan tanpa kehadiran beberapa pilar seperti Andrea Ranocchhia, Walter Samuel, Wesley Sneijder, Dejan Stankovic, Cristian Chivu dan Philippe Coutinho yang mengalami cedera.
Ketika pertandingan baru berjalan 14 menit, tim tamu mendapat kabar yang tidak menyenangkan karena Gaby Mudingayi mendapat masalah otot dan terpaksa ditarik keluar untuk digantikan Walter Gargano.
Babak pertama berakhir imbang tanpa gol namun Il Biscione mampu menciptakan beberapa peluang emas melalui Fredy Guarin, Marko Livaja dan Alvaro Pereira.
Pada menit ke-30 giliran kubu Partizan yang harus kehilangan pemain. Kapten Sasa Ilic harus meninggalkan lapangan dan digantikan Milos Jojic. Pergantian ini malah nyaris berbuah hasil saat Ivanov menanduk bola memanfaatkan umpan tendangan bebas namun Samir Handanovic melakukan penyelamatan sensasional.
Rodrigo Palacio memasuki lapangan di babak kedua dan menggantikan Yuto Nagatomo untuk menciptakan skema 4-1-4-1 akan tetapi peluang pertama di interval ini diraih tuan rumah.
Aleksandar Milijkovic menghancurkan jebakan off-side Inter dan melaju terus ke kotak penalti. Milijkovic lalu memilih memberikan umpan yang mengenai Juan Jesus dan gol bunuh diri nyaris tercipta.
Kegagalan Partizan mencetak gol harus dibayar mahal karena tidak lama momen tersebut berlalu Fredy Guarin menyodorkan bola untuk disempurnakan Palacio dari jarak dekat, tepatnya pada menit 51.
Tim tamu bisa bersantai pada menit 75 ketika Palacio mengemas gol kedua. Gol ini tercipta melalui skema serangan balik klasik. Lagi-lagi Guarin menjadi otak serangan setelah umpan terobosannya ke arah Palacio bisa merusak jebakan off-side tuan rumah dan sang penyerang dengan dingin menyelesaikan peluang.
Palacio nyaris menciptakan hat-trick saat menyambut umpan Antonio Cassano namun tembakannya dari jarak dekat bisa digagalkan Petrovic. Tidak lama kemudian, giliran Cassano yang memberi assist fantastis dan Guarin menggetarkan gawang untuk menyempurnakan penampilan impresifnya pada menit 87.
Jelang bubaran pertandingan, Partizan mendapat gol hiburan melalui tendangan voli Nemanja Tomic memanfaatkan umpan manja Miljkovic.
Sumber : Goal.com
Senin, 05 November 2012
BANNER BOYS SAN MILANO. DAL 1969 IL CUORE DELLA NORD
: 1970
- 1978:..
Banner pertama Boys dikemas dalam waktu untuk perjalanan ke Roma dengan Lazio pada tanggal 22 Maret 1970, sebelum memulai debutnya di San Siro pada 12 April tahun itu melawan Napoli. Ini adalah cerita tentang masa pelopor Kelompok Laki-laki dan digunakan baik untuk internal dan eksternal untuk permainan.
Banner pertama Boys dikemas dalam waktu untuk perjalanan ke Roma dengan Lazio pada tanggal 22 Maret 1970, sebelum memulai debutnya di San Siro pada 12 April tahun itu melawan Napoli. Ini adalah cerita tentang masa pelopor Kelompok Laki-laki dan digunakan baik untuk internal dan eksternal untuk permainan.
: 1977
- 1979:..
Sejak tahun 1977 digunakan (pendek) bersama-sama dengan bendera pertama Boys, hanya untuk "ditinggalkan" di 1979.
Sejak tahun 1977 digunakan (pendek) bersama-sama dengan bendera pertama Boys, hanya untuk "ditinggalkan" di 1979.
: 1979
- 1981:..
Ini adalah banner pertama bertuliskan inisial Boys (SAN Nerazzurri Tim Aksi), yang digunakan di rumah baik dan pergi sampai 1981.
Ini adalah banner pertama bertuliskan inisial Boys (SAN Nerazzurri Tim Aksi), yang digunakan di rumah baik dan pergi sampai 1981.
:
1981-1989.:.
Sejarah bendera 80-an. Calca semua bidang-tahun. Di rumah sering disertai oleh orang lain spanduk panjang dengan kata-kata "Nerazzurri kemurkaan". Selama musim 88/89 yang digunakan untuk balapan luar.
Sejarah bendera 80-an. Calca semua bidang-tahun. Di rumah sering disertai oleh orang lain spanduk panjang dengan kata-kata "Nerazzurri kemurkaan". Selama musim 88/89 yang digunakan untuk balapan luar.
:
1988-1989.:.
Banner "transisi" untuk tahun 88/89. Hal ini kadang-kadang digunakan dalam pertandingan kandang.
Banner "transisi" untuk tahun 88/89. Hal ini kadang-kadang digunakan dalam pertandingan kandang.
: 1988
- 1992:..
Banner itu adalah permainan yang paling populer di San Siro pada 88/89, tahun berikutnya digunakan dalam mentransfer sampai dengan 91/92.
Banner itu adalah permainan yang paling populer di San Siro pada 88/89, tahun berikutnya digunakan dalam mentransfer sampai dengan 91/92.
: 1989
- HARI.:.
Banner pertama yang terbuat dari lilin. Dia melakukan debut pada tanggal 8 Oktober 1989 selama Inter-Bari dan masih digunakan, bahkan kadang-kadang di jalan.
Banner pertama yang terbuat dari lilin. Dia melakukan debut pada tanggal 8 Oktober 1989 selama Inter-Bari dan masih digunakan, bahkan kadang-kadang di jalan.
: 1992
- 1998:..
Banner dengan posting salinan dalam ukuran berkurang dari rumah, yang digunakan sampai tahun 1998.
Banner dengan posting salinan dalam ukuran berkurang dari rumah, yang digunakan sampai tahun 1998.
Banner jauh dari yang digunakan sejak tahun 1998 dan masih digunakan sekarang.
Anak laki-laki SAN Milan - 2006
BOYS SAN MILANO . DAL 1969 IL CUORE DELLA NORD
BOYS SAN MILANO
DAL 1969 IL CUORE DELLA NORD /
BOYS SAN MILANO
SEJAK TAHUN 1969 JANTUNG UTARA
Asal Usul
Ini
adalah Helenio Herrera yang besar untuk memperkenalkan konsep pendukung
terorganisir di Milan: "Musketeers" sebelum dan "Pecinta"
kemudian diselenggarakan di stadion bersorak primordial di Milan, bentuk
dukungan jauh dari apa yang sekarang dipahami sebagai tersebut. E
'dalam konteks akhir tahun enam puluhan ia datang dengan Boys, kelompok lahir
dari sebuah detasemen beberapa orang Inter Klub Fossati, menciptakan pada
kenyataannya kelompok ultras pertama di dell'FCInter dukungan. Nama
kelompok ini terinspirasi oleh "Boy", anak nakal, protagonis dari
seri buku komik yang diterbitkan di surat kabar Inter, serikat dengan kata-kata
"The kemurkaan Nerazzurri" nama lengkap dari klub bayi. Banner
pertama terbuat dari Boys pada tahun 1970, memulai debutnya di Roma melawan
Lazio pada bulan Maret, dan muncul di San Siro dalam oranye lapis kedua pada
bulan berikutnya. Diversifikasi dengan era
"penonton" tipe adalah pusat filosofi dan semangat dengan mana
orang-orang ini beroperasi, sekarang sebagai kemudian.
Tahun tujuh puluhan
Pada tahun tujuh puluhan, masa ultras perintis, Boys dibedakan oleh sebuah organisasi dan harmoni yang patut ditiru, yang mengarahkan mereka untuk mengikuti hampir semua transfer Inter mempertahankan warna dan banner dengan kehormatan di transfer ke epik ' era seperti Roma, Naples atau Bari Namun, jumlah yang relatif kecil dari ultras bersedia mengikuti filosofi Boys, memiliki rem terdiri kolektif tidak acuh: Koreografinya terdiri dari primordial "cartate" dan mengibarkan bendera sendiri dibiayai dan self-diproduksi, efek bahwa hari ini mungkin tersenyum, tapi itu telah menjadi dasar untuk setiap koreografi hari. Dalam beberapa tahun terakhir kita untuk menciptakan ketegangan pertama dengan kelompok ultras saingan. Main saingan untuk periode Bergamaschi, Granada, Dorians, dan terutama Milanisti. Dengan bentrokan terbaru mencapai puncak kebiadaban, karena pada saat itu, kedua belah pihak hampir diserang oleh kedua arus lapis kedua oranye, pindah ke utara dari kami, ke selatan mereka. Pada tahun 1979 renovasi stadion San Siro membawa anak laki-laki dalam posisi, yang berada di jantung dari kurva Utara.
Tahun delapan puluhan
Tahun delapan puluhan adalah periode kemegahan besar dari kelompok anak laki-laki. Pada awal dekade muncul untuk pertama kalinya SAN kata (Aksi Skuad Nerazzurri) dalam banner baru. Selanjutnya, karena perbedaan pendapat antara kemudi, pengusiran berlangsung pada cincin pertama dari kelompok "Power Nerazzurro", sementara pada saat yang sama membuat jalan kelompok "Selamanya Ultras", lahir pada tahun 1975. Kekerasan merajalela dalam kelompok, kerusuhan yang terkenal 22 November 1981 di San Siro melawan Romanists, atau mereka tahun berikutnya di Genoa. Acara utama namun adalah seperti biasa terhadap sepupu Rossoneri: gelombang kekerasan tidak dibatasi pada hari-hari derby (langka untuk kebenaran pada waktu itu, mengingat degradasi Milan), tetapi tersebar di kehidupan sehari-hari sampai, pada akhirnya derby berlaku untuk Mundialito Tahun 1983, ditandai dengan bentrokan kekerasan untuk perubahan, Anda memutuskan untuk menandatangani pakta non-agresi yang bertahan sampai hari ini. Dari perspektif koreografi adalah evolusi substansial dibandingkan tahun tujuh puluhan: asap obor pertama dan membuat penampilan mereka menunggang kuda dalam dua dekade dan merupakan yang pertama dibangun pada tahun 1985 copricurva FLAG. Twinning periode penting dibuat dengan ultras dari Verona (berlangsung sampai 2001), Florence (sampai 1987) dan Sampdoria (sampai 1992). Pada bagian yang terakhir dari periode fantastis adalah inovasi lain yang penting: spanduk yang indah dibuat dalam lilin, yang masih berdiri di tengah Nord Curva.
Tahun sembilan puluhan
Tahun sembilan puluhan mulai dengan penaklukan Piala UEFA pertama melawan Roma. Pada tahun yang sama Sampdoria pukulan kejuaraan dalam pertandingan di San Siro, merusak kembar irrimediabilemente, dilarutkan pada tahun 1992. Bentrokan masih gelombang berdarah tahun delapan puluhan, tetapi mereka jauh melemah oleh munculnya peringatan pertama, meningkat sebagai akibat dari pembunuhan Vincenzo Spanyol pada tahun 1995. Jika pada tahun delapan puluhan kemudian kekerasan untuk memandu tindakan Boys, pada tahun sembilan puluhan kita fokus harus lebih pada koreografi kurva pengalaman. Yang pertama adalah tahun transisi, sebagai pengalaman dan mungkin meremehkan dirinya sendiri, menyebabkan hasil yang baik, tetapi tidak tinggi, mengingat perkembangan pesat dalam bidang kelompok saingan banyak. Kesadaran menjadi "kompetitif" dalam hal ini juga terjadi secara bertahap, berkat kerjasama dengan semua kelompok lainnya di Nord Curva.
HARI KAMI
Tahun 2001 menandai melanggar dari kembar dengan Verona ultras karena perbedaan pendapat dengan direksi baru dan arogan kurva Gialloblu. Lanjutkan, bagaimanapun, kembaran dari Varese (persaingan dengan Como penggemar kembar dengan Milan) dan terutama dengan Laziali dan Ultras Yomus Valencia. Yang dengan kembaran dari Lazio pasti salah satu berkat yang paling padat dan penting dari Italia, yang lahir di pertengahan tahun delapan puluhan dalam jawaban terhadap kembar kuno (kemudian rusak) antara Roma dan Milan dan diperkuat untuk Piala 1.998 UEFA di Paris atau 5 Mei 2002 di Stadion Olimpiade, dengan semua fans Lazio berharap Inter memenangkan bendera. Dari 2005/2006 setelah "Calciopoli" tim mampu untuk menikmati memang layak momen kemuliaan di tahun-tahun terakhir kita telah ditolak karena "ladrate" lawan dan juga untuk kesalahan dari manajemen perusahaan. Meskipun demikian, Boys dan semua Utara yang selalu bersatu dan dekat dengan tim, selalu menjadi siap untuk membela warna INTER Milan... paling mulia neroblù! Selama empat tahun terakhir, Korea Utara selalu berkembang, menunjukkan tingkat besar bernyanyi dan di atas semua tingkat koreografi yang sangat baik dan unik baik di rumah dan pergi menjadi model kekaguman bahkan dari penggemar asing!
Sepakbola adalah warna, tipus dan gairah ... bukan televisi!
Anak laki-laki SAN Milan 1969
Minggu, 04 November 2012
Highlights And Goals All Juventus Vs Inter Milan 1-3 [3 Nov 2012] Giornata 11
Giornata 11
Juventus vs Inter (1-3) Every Goal Serie A Highlights [03/11/12]
1' ArturoVidal
59' (Pen) Diego Milito
76' Diego Milito
89' Rodrigo Palacio
Juventus vs. Inter Milan: Final score 1-3 as the Nerazzurri break Juve's undefeated streak
Juventus may have taken the lead after less than thirty seconds, but it was Inter Milan that came away from Turin with the win, thanks to a brace from Diego Milito and an insurance goal from Rodrigo Palacio.
The match started off brightly for the home side as they showed off their teamwork skills. The move started with the whistle as the ball passed from foot to foot, eventually reaching Kwadwo Asamoah on the left. He executed the perfect pass to Arturo Vidal, who had no trouble turning Juan and putting the ball past Samir Handanovic for the early lead.
That's about the last time Juve could claim the high ground, however. By the halftime whistle, we had yet more calcio controversy on our hands. First, replays showed Asamoah clearly offside when he received the ball from Mirko Vucinic. Even more upsetting to most was referee Paolo Tagliavento's reluctance to give a second yellow card to Stephan Lichtsteiner, who went in with his foot up on Rodrigo Palacio. Lichtsteiner had been booked just minutes before after a clash with Esteban Cambiasso. Realizing he had a firecracker on his hands, Angelo Alessio replaced the Swiss with Martín Cáceres before the half had ended.
Inter had a great chance in the 54th minute,breaking quickly away to sprint toward the goal of Gianluigi Buffon. Milito had Antonio Cassano on his left and Palacio on his right, both of them in plenty of space. Milito chose his fellow Argentine, but Palacio elected to dodge around Giorgio Chilleni, missing his chance and eventually putting the ball over the bar.
The visitors made up for the wasted chance just three minutes later. Cassano played a beautiful ball through to Yuto Nagatomo, whose shot forced Buffon into a diving save, pushing the ball away. When trying to capitalize on the rebound, the referee spotted a foul and blew for a free kick. Milito was ready to pounce, but was held back by Claudio Marchisio, who had both hands intertwined in the Argentine's shirt.
It was Milito himself who stepped up to take the resulting penalty, and what a lovely one it was. Buffon stood his ground in the center of goal, but the forward tricked him, at the last moment placing his shot to the left. 57 minutes in, and Inter had drawn level.
And then there it was -- the possible winner, the shot to save calcio. In the 76th minute, Fredy Guarín sent off a powerful shot from just outside the area. Buffon could do nothing except push the ball away. Leonardo Bonucci tried to rescue his side, but Milito was too quick, slipping in to put the ball in the back of the net.
With their undefeated streak in danger, Alessio, with just one substitute left, threw whatever he could at the nerazzurri, removing substitute Caceres in favor of forward Fabio Quagliarella. Stramaccioni responded with his own change, repla
cing Milito with defensive midfielder Gaby Mudingayi.
With less than ten minutes left to play, Inter nearly threw their lead away, thanks to a sloppy backpass by Walter Gargano. Nicklas Bendtner slipped in to grab the ball, but the tight angle meant he could only roll his shot across the face of goal. There was no one from Juventus to follow it up for the equalizer, however.
In the 90th minute, Inter Milan put the match away, and the tired Juve defense just let them pass through. Nagatomo sent the ball through to Palacio, who found himself in plenty of space, one on one with Buffon. The keeper got a glove on it, but could only help the ball through into the back of the net.
Juventus vs Inter (1-3) Every Goal Serie A Highlights [03/11/12]
1' ArturoVidal
59' (Pen) Diego Milito
76' Diego Milito
89' Rodrigo Palacio
Juventus vs. Inter Milan: Final score 1-3 as the Nerazzurri break Juve's undefeated streak
Juventus may have taken the lead after less than thirty seconds, but it was Inter Milan that came away from Turin with the win, thanks to a brace from Diego Milito and an insurance goal from Rodrigo Palacio.
The match started off brightly for the home side as they showed off their teamwork skills. The move started with the whistle as the ball passed from foot to foot, eventually reaching Kwadwo Asamoah on the left. He executed the perfect pass to Arturo Vidal, who had no trouble turning Juan and putting the ball past Samir Handanovic for the early lead.
That's about the last time Juve could claim the high ground, however. By the halftime whistle, we had yet more calcio controversy on our hands. First, replays showed Asamoah clearly offside when he received the ball from Mirko Vucinic. Even more upsetting to most was referee Paolo Tagliavento's reluctance to give a second yellow card to Stephan Lichtsteiner, who went in with his foot up on Rodrigo Palacio. Lichtsteiner had been booked just minutes before after a clash with Esteban Cambiasso. Realizing he had a firecracker on his hands, Angelo Alessio replaced the Swiss with Martín Cáceres before the half had ended.
Inter had a great chance in the 54th minute,breaking quickly away to sprint toward the goal of Gianluigi Buffon. Milito had Antonio Cassano on his left and Palacio on his right, both of them in plenty of space. Milito chose his fellow Argentine, but Palacio elected to dodge around Giorgio Chilleni, missing his chance and eventually putting the ball over the bar.
The visitors made up for the wasted chance just three minutes later. Cassano played a beautiful ball through to Yuto Nagatomo, whose shot forced Buffon into a diving save, pushing the ball away. When trying to capitalize on the rebound, the referee spotted a foul and blew for a free kick. Milito was ready to pounce, but was held back by Claudio Marchisio, who had both hands intertwined in the Argentine's shirt.
It was Milito himself who stepped up to take the resulting penalty, and what a lovely one it was. Buffon stood his ground in the center of goal, but the forward tricked him, at the last moment placing his shot to the left. 57 minutes in, and Inter had drawn level.
And then there it was -- the possible winner, the shot to save calcio. In the 76th minute, Fredy Guarín sent off a powerful shot from just outside the area. Buffon could do nothing except push the ball away. Leonardo Bonucci tried to rescue his side, but Milito was too quick, slipping in to put the ball in the back of the net.
With their undefeated streak in danger, Alessio, with just one substitute left, threw whatever he could at the nerazzurri, removing substitute Caceres in favor of forward Fabio Quagliarella. Stramaccioni responded with his own change, repla
cing Milito with defensive midfielder Gaby Mudingayi.
With less than ten minutes left to play, Inter nearly threw their lead away, thanks to a sloppy backpass by Walter Gargano. Nicklas Bendtner slipped in to grab the ball, but the tight angle meant he could only roll his shot across the face of goal. There was no one from Juventus to follow it up for the equalizer, however.
In the 90th minute, Inter Milan put the match away, and the tired Juve defense just let them pass through. Nagatomo sent the ball through to Palacio, who found himself in plenty of space, one on one with Buffon. The keeper got a glove on it, but could only help the ball through into the back of the net.
Giacinto Facchetti Profile
Giacinto Facchetti
Giacinto Facchetti (lahir 18 Juli 1942 – meninggal 4 September 2006 pada umur 64 tahun) adalah seorang pemain sepak bola Italia. Ia adalah mantan pemain tim nasional sepak bola Italia pada Piala Dunia FIFA 1966, 1970, dan 1974. Ia juga salah satu pemain yang sukses mengantarkan Italia menjadi juara Piala Eropa pada tahun 1968 yang berlangsung di Italia. Pada Piala Dunia 1970 – ketika menjabat sebagai kapten tim – ia sukses membawa tim Azzuri sampai di babak final (kalah 1 – 4 dari Brasil).Facchetti memulai karir sebagai pemain sepakbola professional di Internazionale Milan pada musim 1960/1961. Dan Inter Milan adalah satu satunya klub yang dibelanya hingga akhir karirnya pada musim 1977/1978. Total dia mencetak 476 penampilan (59 gol) di Liga, 85 Penampilan (10 gol) di Coppa Italia, dan 68 penampilan (6 gol) di tingkat Eropa selama 17 tahun karir professional di Sepakbola.
Faccheetti yang berposisi sebagai bek sayap ini juga telah mengantarkan klubnya, Inter, ke tangga juara Liga Italia sebanyak empat kali, yaitu pada tahun 1963, 1965, 1966 dan 1971 serta gelar Liga Champions Eropa pada tahun 1964 dan 1965.
Kata-kata
- Rekan setim Facchetti di tim nasional dan Inter, Sandro Mazzola pada Channel 4 mengatakan :
“ | Berita kematian Facchetti sangat menyedihkan bagi saya, kami telah lama menghabiskan waktu bersama. Ia adalah pria baik, di dalam maupun di luar lapangan. Ia adalah teman satu tim yang hebat, kunci penting dalam tim dan selalu siap bertanding kapanpun ia dibutuhkan oleh tim. | ” |
— Sandro Mazzola
|
- Sementara, Gianni Rivera, mantan pemain Milan dan playmaker Italia menyatakan :
“ | Ia telah berbuat banyak, tidak saja di lapangan bola. Kami telah menghabiskan waktu bersama selama beberapa tahun. Tidak saja selama kami masih aktif bermain, setelah pensiunpun kami masih tetap berhubungan. Kami memiliki hubungan pertemanan yang sangat dekat," kata Gianni Rivera, mantan pemain Milan dan playmaker Italia. | ” |
— Gianni Rivera
|
- Di situs resmi Inter, sang kapten, Javier Zanetti menyatakan :
“ | Seluruh pemain dan segenap keluarga besar Inter turut berduka atas kepergiannya. Kami akan sangat merindukan Facchetti karena ia adalah sosok yang luar biasa, orang yang luar biasa baik. Ia akan selalu menjadi bagian dalam sejarah perjalanan Inter. Hari ini adalah hari yang menyedihkan bagi kami karena ia begitu dekat dengan kami. Kami akan selalu mengenangmu Facchetti. | ” |
— Javier Zanetti
|
- Salah satu pemain legendaris Inter, Beppe Bergomi menambahkan:
“ | Ia adalah simbol bagi Inter dan dunia sepak bola Italia. Facchetti menderita sakit setelah menjalani operasi lutut, saya selalu menanyakan keadaannya dan saya tahu kondisinya bertambah kritis. Ketika seseorang meninggal dunia, semua orang baru mengatakan bahwa ia adalah seorang yang spesial, tapi mengenai Facchetti saya katakan dengan jujur bahwa ia benar-benar spesial. | ” |
— Beppe Bergomi
|
- Legenda hidup kiper Italia dan dunia, Dino Zoff menyatakan :
“ | Facchetti adalah orang yang luar biasa. Kami berjuang bersama di tim Azzuri selama beberapa tahun dan ia adalah teman yang baik dan saya sayang padanya. Hari ini saya kehilangan seorang teman sejati yang memiliki kepribadian baik, di dalam maupun di luar lapangan. |
Giacinto facchetti |
Giacinto facchetti nazionale |
Langganan:
Postingan (Atom)